Sabtu, 14 Maret 2015

Ilmu Penyakit Umum_Hipertensi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering terjadi dalam masyarakat terutama pada orang dewasa.Banyak orang yang menganggap remeh gangguan penyakit ini karena penderita tidak merasakan kekurangan pada dirinya, sehingga tidak mengetahui dan tidak diketahui ia adalah seorang penderita hipertensi. Hipertensi dapat disembuhkan asalkan pengobatan dimulai sedini mungkin pada waktu penyakit masih dalam tingkatan permulaan. Banyak orang yang menganggap sepele penyakit ini, selagi tubuh belum merasakan apa-apa mereka terus membiarkan penyakit ini berkembang menimbulkan komplikasi pada beberapa bagian organ tubuh. Karena itu masyarakat perlu mengetahu tentang apa itu hipertensi, apa saja yang dapat menyebabkan penyakit ini, bagaimana pengobatan dan pencegahannya. Sehingga masyarakat bisa mencegah terjadinya penyakit ini dengan memulai pola hidup sehat dan melakukan tindakan pencegahan dan kuratif sedini mungkin untuk penyakit ini.

1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa defnisi dari Hipertensi?
1.2.2.      Bagaimana etiologi dari penyakit Hipertensi?
1.2.3.      Apa saja klasifikasi tekanan darah?
1.2.4.      Bagaimana epidemiologi hipertensi?
1.2.5.      Bagaimana patogenesis dari penyakit hipertensi?
1.2.6.      Bagaimana riwayat alamiah penyakit hipertensi?
1.2.7.      Bagaimana dampak sosial penyakit hipertensi dalam kehidupan masyarakat?
1.2.8.      Bagaimana Pencegahan dan pengobatan dari penyakit hipertensi?
1.2.9.      Bagaimana prognosis penyakit hipertensi?

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1.      Untuk mengetahui defenisi  Hipertensi
1.3.2.      Untuk mengetahui  etiologi dari penyakit Hipertensi
1.3.3.      Untuk mengetahui klasifikasi tekanan darah
1.3.4.      Untuk mengetahui epidemiologi hipertensi
1.3.5.      Untuk mengetahui patogenesis dari penyakit hipertensi
1.3.6.      Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit hipertensi
1.3.7.      Untuk mengetahui dampak sosial penyakit hipertensi dalam kehidupan masyarakat
1.3.8.      Untuk mengetahui  pencegahan dan pengobatan dari penyakit hipertensi
1.3.9.      Untuk mengetahui prognosis penyakit hipertensi

1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1.      Bagi masyarakat umum dengan mengetahui penyakit hipertensi secara jelas dan mendalam, maka dapat dilakukan pencegahan terhadap penyakit ini dengan memperhatikan pola hidup sehat dan juga dapat segera melakukan tindakan pengobatan saat penderita mengalami gejala awal hipertensi
1.4.2.      Bagi mahasiswa, dapat memberikan pemahaman yang baik tetang penyakit ini bagi masyarakat sekitar agar masyarakat tidak menyepelekan penyakit ini.

1.5.Metode Penulisan
Penulis menggunakan metode kepustakaan dimana penulis mencari data dari buku-buku sumber dan juga data dari internet.





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFENISI HIPERTENSI
Berdasarkan etimologisnya Hipertensi berasal dari Hiper (artinya berlebihan) dan tensi artinya tekanan atau tegangan. Jadi hipertensi adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Dikatakan tekanan darah tinggi tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg  Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastic. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).

2.2. ETIOLOGI  HIPERTENSI
Tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan TPR. Oleh karena itu peningkatan dari salah satu dari ketiga variable yang tidak di kompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
v  Peningkatan kecepatan denyut jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal/saraf atau hormone pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak menimbulkan hipertensi.
v  Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume distolik-akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
v  Peningkatan TPR yang berlangsung lama
Dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormone pada arterior atau resvonsifitas yang berlebihan dari arterior terhadap rangsangan normal. Kedua hal tersebut dapat akan menyebabkan penyempitan pembuluh pada peningkatan TPR, jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolic. Penyebab hipertensi yang disebutkan diatas dapat terjadi akibat peningkatan aktifitas susunan saraf simpatis. Bagi banyak orang, peningkatan rangsangan saraf simpatif atau mungkin responsivitas berlebihan dari tubuh terhadap rangsangan simpatis normal, dapat ikut berperan menyebabkan hipertensi. Bagi sebagian, hal ini dapat terjadi pada stress jangka panjang yang diketahui melibatkan pengaktivitasan system simpatis atau mungkin akibat kelebihan genetic resepteor nosepinetrin di jantung atau otot polos paskular.
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu hipertensi primer (hipertensi essensial) dan hipertensi sekunder.
A. Hipertensi Primer (essensial)
Dari golongan yang merupakan lebih dari 90 % dari hipetensi yang terdapat dimasyarakat ini, belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Selain itu kebanyakan penderita hipertensi essensiil tidak menunjukkan keluhan atau gejala-gejala dari penyakit hipertensinya. Penyebab memang tidak diketahu, tetapi mungkin multifactor yang meliputi :
·         Kerentanan genetic
·         Penggunaan garam yang berlebihan
·         Aktivitas berlebihan system saraf simpatik
·         Efek dalam ekskresi Na
·         Faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok

B. Hipertensi Sekunder (renal)
Hipertensi sekunder dapat diketahui sebab-sebabnya. Jika diketahu sebabnya, hipertensi dapat disembuhkan. Terdapat sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifikasinya diketahui seperti penyakit ginjal, hipertensi karena naiknya tekanan dalam rongga tengkorak kepala misalnya karena adanya perdarahan dalam rongga kepala.
2.3. KLASISIFIKASI TEKANAN DARAH
o   Normal Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
o   Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)
o    Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg (Stadium 2)
o   Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)
o   Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)
o   Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

2.4. EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI
1. Person (orang)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang :Umur Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur (31-55tahun). Khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas. Jenis kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan  masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, Status gizi     Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan   atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit.
2.        Place (tempat)
Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus hipertensi adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.     Secara global, 9,4 juta meninggal setiap tahun dan 1,5 miliar orang di seluruh dunia yang menderita karena tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% dan dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi. 
2.5. PATOGENESIS HIPERTENSI
            Mekanisme pathogenesis hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan satu penyebab khusus melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara factor genetic, lingkungan dan factor lain. Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh system rennin angiostensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan mempengaruhi system tersebut. Renin angiotesin aldosteron adalah sistem endogen kompleks yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiostensin aldosteron mengatur keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan pada aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi tekanan darah.
            Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan angiotensinogen. Dengan perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah. Selain itu juga dapat meningkatkkan hormone aldosteron yang menyebab retensi natrium. Hal tersbut akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan  peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada organ- organ seperti jantung.
2.6. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
1.  Fase Rentan
Tahap ini meliputi orang-orang yang sehat, tetapi mempunyai faktor resiko untuk terkena penyakit hipertensi. Faktor-faktor resiko dari penyakit tersebut adalah; usia dan jenis kelamin, genetika, , inaktivitas fisik, merokok, ,obesitas, pola makan, beban ekonomi, stress.
2.      Tahap pragejala
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna.
   3.      Tahap klinis
       Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya tanda pada hipertensi ringan. Bergantung pada tingginya tekanan darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda, hipertensi baru tampak bila telah terjadi komplikasi pada organ target/vital seperti ginjal, jantung, otak, dan mata. Gejala seperti sakit kepala, epistaksis, pusing, marah, telinga berdenging, kaku kuduk, migren, insomnia, mata berkunang-kunang, muka merah, kelelahan, dan gelisah dapat ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi.
 4.      Tahap Penyakit Lanjut
Gagal jantung, gangguan penglihatan, gangguan neurologi, dan gangguan fungsi ginjal paling banyak ditemukan pada hipertensi berat.
   5.      Tahap Akhir Penyakit :
Tahap Akhir Penyakit hipertensi : Komplikasi (infark miokardium, stroke, gagal ginjal.)dan kematian




2.7.DAMPAK SOSIAL HIPERTENSI DALAM MASYARAKAT
Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif dan kronik yang dapat memberikan dampak secara holistik baik fisik, psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual sehingga akan menyebabkan dalam memenuhi kebutuhan hidup dasarnya mengalami gangguan. Penderita hipertensi umumnya memiliki keluhan pusing, mudah marah, sukar tidur, sesak nafas, mudah lelah dan keluhan lainnya. Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan dan keluhan lain akibat hipertensi tersebut, sehingga penderita akan mengalami kesulitan dalam menjalankan rutinitas pekerjaan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya secara optimal. Adanya efek samping obat dan aturan program pengobatan juga menyebabkan penderita hipertensi mengalami kecemasan, rasa takut ,tidak nyaman dan stress.

2.8.PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN HIPERTENSI

Fase Pre-Pathogenesis (pencegahan Primer)
·         Meningkatkan pengetahuan & pendidikan tentang bahaya penyakit hipertensi
·         Menerapkan dan meningkatkan perilaku hidup sehat
·         Makan cukup sayur dan buah
·         Rendah garam dan lemak
·         Tidak merokok dan tidak konsumsi alkohol
·         Istirahat yang cukup dan olahraga
·         Hindari kegiatan yang menimbulkan stress
·         Mengenali penyakit lain pemicu hipertensi

Fase Pathogenesis (Pencegahan Sekunder)
-   Pemeriksaan berkala
·         Pengukuran Tekanan Darah
·         Mengendalikan tensi secara teratur agar tetap stabil            
 -   Pengobatan/Perawatan
·         Pengobatan segera
·          Menghindari komplikasi
·         Menstabilkan tekanan darah
·         Memperkecil efek samping pengobatan
·         Mengobati penyakit penyerta seperti; DM, PJK, dll
·         Menghindari faktor risiko hipertensi media pencegahan hipertensi  

(Pencegahan Tersier)
·      Memulihkan kerusakan organ dengan obat anthipertensi
·      Mengontrol tekanan darah sehingga tidak menimbulkan komplikasi penyakit seperti stroke, PJK dan lain-lain
·      Melakukan penanganan tepat dan cepat, menghindari kecacatan dan kematian akibat hipertensi tak  terkendali
·      Menurunkan tekanan darah ketingkat normal
·      Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi   sehingga tidak menimbulkan  kerusakan
pada  jaringan tubuh






2.9.      PROGNOSIS
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat menyebabkan pendeita dalam kasus serius da bahkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras dan dapat berakibat pada kerusakan pembuluh darah. Pasien dengan hipertensi resisten memiliki peningkatan risiko terjadinya kardiovaskuler. Di antara 205.750 pasien dengan insiden hipertensi jika tidak ditangani dengan baik, 1,9 % berkembang menjadi hipertensi resisten dalam median 1,5 tahun dari terapi awal (0,7 kasus per 100 orang per tahun).





















BAB III
PENUTUP

3.1    SIMPULAN

Hipertensi berasal dari Hiper (artinya berlebihan) dan tensi artinya tekanan atau tegangan. Jadi hipertensi adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Dikatakan tekanan darah tinggi tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan TPR. Oleh karena itu peningkatan dari salah satu dari ketiga variable yang tidak di kompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi hipertensi sekunder dan primer. Di Indonesia, banyak masyarakat yang tidak terlalu mengetahui tentang hipertensi. Hipertensi dapat dicegah dan dikontrol dengan pola hidup yang sehat.

3.2.  SARAN
Supaya terhindar dari kemungkinan menderita hipertensi tanpa diketahui gejala atau tanpa dirasakan, sebaiknya setiap orang selalu berusaha untuk mengetahui tekanan darahnya setiap kali dia berkunjung ke puskesmas atau poliklinik dan supaya tidak terlambat untuk berobat. Dan yang lebih penting dari pada berobat setelah sakit adalah, berusaha supaya jangan sampai menderita hipertensi.










DAFTAR  PUSTAKA

Kertohoesodo, S.,1979.Yang perlu diketahui umum tentang hipertensi., Yayasan Jantung Indonesia:Jakarta
Underwood, J.C.e 1996.Patologi umum dan sistematik volume 2.Buku Kedokteran:Jakarta

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar