BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi
sering terjadi dalam masyarakat terutama pada orang dewasa.Banyak orang yang
menganggap remeh gangguan penyakit ini karena penderita tidak merasakan
kekurangan pada dirinya, sehingga tidak mengetahui dan tidak diketahui ia
adalah seorang penderita hipertensi. Hipertensi dapat disembuhkan asalkan
pengobatan dimulai sedini mungkin pada waktu penyakit masih dalam tingkatan
permulaan. Banyak orang yang menganggap sepele penyakit ini, selagi tubuh belum
merasakan apa-apa mereka terus membiarkan penyakit ini berkembang menimbulkan
komplikasi pada beberapa bagian organ tubuh. Karena itu masyarakat perlu
mengetahu tentang apa itu hipertensi, apa saja yang dapat menyebabkan penyakit
ini, bagaimana pengobatan dan pencegahannya. Sehingga masyarakat bisa mencegah
terjadinya penyakit ini dengan memulai pola hidup sehat dan melakukan tindakan
pencegahan dan kuratif sedini mungkin untuk penyakit ini.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apa
defnisi dari Hipertensi?
1.2.2. Bagaimana
etiologi dari penyakit Hipertensi?
1.2.3. Apa
saja klasifikasi tekanan darah?
1.2.4. Bagaimana
epidemiologi hipertensi?
1.2.5. Bagaimana
patogenesis dari penyakit hipertensi?
1.2.6. Bagaimana
riwayat alamiah penyakit hipertensi?
1.2.7. Bagaimana
dampak sosial penyakit hipertensi dalam kehidupan masyarakat?
1.2.8. Bagaimana
Pencegahan dan pengobatan dari penyakit hipertensi?
1.2.9. Bagaimana
prognosis penyakit hipertensi?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk
mengetahui defenisi Hipertensi
1.3.2. Untuk
mengetahui etiologi dari penyakit
Hipertensi
1.3.3. Untuk
mengetahui klasifikasi tekanan darah
1.3.4. Untuk
mengetahui epidemiologi hipertensi
1.3.5. Untuk
mengetahui patogenesis dari penyakit hipertensi
1.3.6. Untuk
mengetahui riwayat alamiah penyakit hipertensi
1.3.7. Untuk
mengetahui dampak sosial penyakit hipertensi dalam kehidupan masyarakat
1.3.8. Untuk
mengetahui pencegahan dan pengobatan
dari penyakit hipertensi
1.3.9. Untuk
mengetahui prognosis penyakit hipertensi
1.4.
Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi
masyarakat umum dengan mengetahui penyakit hipertensi secara jelas dan
mendalam, maka dapat dilakukan pencegahan terhadap penyakit ini dengan
memperhatikan pola hidup sehat dan juga dapat segera melakukan tindakan
pengobatan saat penderita mengalami gejala awal hipertensi
1.4.2. Bagi
mahasiswa, dapat memberikan pemahaman yang baik tetang penyakit ini bagi
masyarakat sekitar agar masyarakat tidak menyepelekan penyakit ini.
1.5.Metode
Penulisan
Penulis
menggunakan metode kepustakaan dimana penulis mencari data dari buku-buku
sumber dan juga data dari internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
DEFENISI HIPERTENSI
Berdasarkan etimologisnya Hipertensi berasal dari
Hiper (artinya berlebihan) dan tensi artinya tekanan atau tegangan. Jadi
hipertensi adalah gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal. Dikatakan tekanan darah tinggi
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir
setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat
sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolic terus meningkat sampai usia 55-60
tahun kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastic. Tekanan
Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
2.2.
ETIOLOGI HIPERTENSI
Tekanan darah bergantung pada kecepatan denyut
jantung, volume sekuncup dan TPR. Oleh karena itu peningkatan dari salah satu
dari ketiga variable yang tidak di kompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
v Peningkatan
kecepatan denyut jantung
Dapat
terjadi akibat rangsangan abnormal/saraf atau hormone pada nodus SA.
Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai
keadaan hipertiroidisme. Namun peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya
dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak
menimbulkan hipertensi.
v Peningkatan
volume sekuncup yang berlangsung lama
Terjadi
apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan akibat gangguan
penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan.
Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume distolik-akhir
sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
v Peningkatan
TPR yang berlangsung lama
Dapat
terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormone pada arterior atau
resvonsifitas yang berlebihan dari arterior terhadap rangsangan normal. Kedua
hal tersebut dapat akan menyebabkan penyempitan pembuluh pada peningkatan TPR,
jantung harus memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan
tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh-pembuluh yang
menyempit. Hal ini disebut peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya
berkaitan dengan peningkatan tekanan diastolic. Penyebab hipertensi yang
disebutkan diatas dapat terjadi akibat peningkatan aktifitas susunan saraf
simpatis. Bagi banyak orang, peningkatan rangsangan saraf simpatif atau mungkin
responsivitas berlebihan dari tubuh terhadap rangsangan simpatis normal, dapat
ikut berperan menyebabkan hipertensi. Bagi sebagian, hal ini dapat terjadi pada
stress jangka panjang yang diketahui melibatkan pengaktivitasan system simpatis
atau mungkin akibat kelebihan genetic resepteor nosepinetrin di jantung atau
otot polos paskular.
Hipertensi
dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu hipertensi primer (hipertensi
essensial) dan hipertensi sekunder.
A. Hipertensi Primer (essensial)
Dari golongan yang merupakan lebih
dari 90 % dari hipetensi yang terdapat dimasyarakat ini, belum diketahui dengan
pasti penyebabnya. Selain itu kebanyakan penderita hipertensi essensiil tidak
menunjukkan keluhan atau gejala-gejala dari penyakit hipertensinya. Penyebab
memang tidak diketahu, tetapi mungkin multifactor yang meliputi :
·
Kerentanan genetic
·
Penggunaan garam yang
berlebihan
·
Aktivitas berlebihan
system saraf simpatik
·
Efek dalam ekskresi Na
·
Faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok
B.
Hipertensi Sekunder (renal)
Hipertensi sekunder dapat diketahui
sebab-sebabnya. Jika diketahu sebabnya, hipertensi dapat disembuhkan. Terdapat
sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifikasinya diketahui seperti penyakit ginjal,
hipertensi karena naiknya tekanan dalam rongga tengkorak kepala misalnya karena
adanya perdarahan dalam rongga kepala.
2.3.
KLASISIFIKASI TEKANAN DARAH
o Normal
Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
o Normal
tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)
o Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Stadium 2)
o Hipertensi
sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)
o Hipertensi
berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)
o Hipertensi
maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
2.4.
EPIDEMIOLOGI HIPERTENSI
1. Person (orang)
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang :Umur Penyakit hipertensi
pada kelompok umur paling dominant berumur (31-55tahun). Khususnya yang berusia
lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas. Jenis kelamin
Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan meningkat
seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan masa
premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada laki-laki
penyebabnya sebelum menopause, Status gizi Keadaan Zat
gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan atau
kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit.
2.
Place (tempat)
Tempat yang dapat mempengaruhi
terjadinya peningkatan kasus hipertensi adalah merupakan wilayah yang
berdominan dipesisir dari pada dipegunungan. Yang dimana penduduk yang
berdomisil didaerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena
tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau berlebihan dibanding daerah
pegunungan yang kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan
buah-buahan. Secara global, 9,4 juta meninggal setiap tahun
dan 1,5 miliar orang di seluruh dunia yang menderita karena tekanan darah tinggi
atau hipertensi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes
tahun 2007 menunjukan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% dan
dimana hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan
hanya 0,4% kasus yang minum obat hipertensi. Ini menunjukkan, 76% kasus
hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum
mengetahui bahwa mereka menderita hipertensi.
2.5.
PATOGENESIS HIPERTENSI
Mekanisme
pathogenesis hipertensi yaitu peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh
curah jantung dan tahanan perifer. Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan
dengan satu penyebab khusus melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara
factor genetic, lingkungan dan factor lain. Mekanisme patofisiologi hipertensi
salah satunya dipengaruhi oleh system rennin angiostensin aldosteron, dimana
hampir semua golongan obat anti hipertensi bekerja dengan mempengaruhi system
tersebut. Renin angiotesin aldosteron
adalah sistem endogen kompleks yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah
arteri. Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosteron diatur
terutama oleh ginjal. Sistem renin angiostensin aldosteron mengatur
keseimbangan cairan, natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan pada
aliran pembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik
regulasi tekanan darah.
Menurunnya
tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari
sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan apabila diteruskan pada
ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan
angiotensinogen. Dengan perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada
terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah. Selain itu juga dapat
meningkatkkan hormone aldosteron yang menyebab retensi natrium. Hal tersbut
akan berakibat pada peningkatan tekanan darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan
menimbulkan kerusakan pada organ- organ seperti jantung.
2.6.
RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT
1.
Fase Rentan
Tahap ini meliputi orang-orang yang sehat,
tetapi mempunyai faktor resiko untuk terkena penyakit hipertensi. Faktor-faktor
resiko dari penyakit tersebut adalah; usia dan jenis kelamin, genetika, , inaktivitas
fisik, merokok, ,obesitas, pola makan, beban ekonomi, stress.
2.
Tahap pragejala
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita
hipertensi mungkin tak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun. Masa laten ini
menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang
bermakna.
3.
Tahap klinis
Peningkatan tekanan darah merupakan
satu-satunya tanda pada hipertensi ringan. Bergantung pada tingginya tekanan
darah gejala yang timbul dapat berbeda-beda, hipertensi baru tampak bila telah
terjadi komplikasi pada organ target/vital seperti ginjal, jantung, otak, dan
mata. Gejala seperti sakit kepala, epistaksis, pusing, marah, telinga
berdenging, kaku kuduk, migren, insomnia, mata berkunang-kunang, muka merah,
kelelahan, dan gelisah dapat ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi.
4. Tahap Penyakit Lanjut
Gagal
jantung, gangguan penglihatan, gangguan neurologi, dan gangguan fungsi ginjal
paling banyak ditemukan pada hipertensi berat.
5.
Tahap
Akhir Penyakit :
Tahap Akhir Penyakit hipertensi : Komplikasi (infark miokardium, stroke, gagal
ginjal.)dan kematian
2.7.DAMPAK
SOSIAL HIPERTENSI DALAM MASYARAKAT
Hipertensi merupakan salah satu penyakit
degeneratif dan kronik yang dapat memberikan dampak secara holistik baik fisik,
psikologis, sosial, ekonomi dan spiritual sehingga akan menyebabkan dalam
memenuhi kebutuhan hidup dasarnya mengalami gangguan. Penderita hipertensi
umumnya memiliki keluhan pusing, mudah marah, sukar tidur, sesak nafas, mudah
lelah dan keluhan lainnya. Adanya kelemahan atau keterbatasan kemampuan dan
keluhan lain akibat hipertensi tersebut, sehingga penderita akan mengalami
kesulitan dalam menjalankan rutinitas pekerjaan dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-harinya secara optimal. Adanya efek samping obat dan
aturan program pengobatan juga menyebabkan penderita hipertensi mengalami
kecemasan, rasa takut ,tidak nyaman dan stress.
2.8.PENCEGAHAN
DAN PENGOBATAN HIPERTENSI
|
Fase Pre-Pathogenesis (pencegahan Primer)
·
Meningkatkan
pengetahuan & pendidikan tentang bahaya penyakit hipertensi
·
Menerapkan
dan meningkatkan perilaku hidup sehat
·
Makan
cukup sayur dan buah
·
Rendah
garam dan lemak
·
Tidak
merokok dan tidak konsumsi alkohol
·
Istirahat
yang cukup dan olahraga
·
Hindari
kegiatan yang menimbulkan stress
·
Mengenali
penyakit lain pemicu hipertensi
|
Fase
Pathogenesis (Pencegahan
Sekunder)
-
Pemeriksaan
berkala
·
Pengukuran
Tekanan Darah
·
Mengendalikan
tensi secara teratur agar tetap stabil
- Pengobatan/Perawatan
·
Pengobatan
segera
·
Menghindari
komplikasi
·
Menstabilkan
tekanan darah
·
Memperkecil
efek samping pengobatan
·
Mengobati
penyakit penyerta seperti; DM, PJK, dll
·
Menghindari
faktor risiko hipertensi media pencegahan hipertensi
|
(Pencegahan Tersier)
·
Memulihkan
kerusakan organ dengan obat anthipertensi
·
Mengontrol
tekanan darah sehingga tidak menimbulkan komplikasi penyakit seperti stroke,
PJK dan lain-lain
·
Melakukan
penanganan tepat dan cepat, menghindari kecacatan dan kematian akibat
hipertensi tak terkendali
·
Menurunkan
tekanan darah ketingkat normal
·
Mencegah
memberatnya tekanan darah tinggi sehingga tidak menimbulkan kerusakan
pada jaringan tubuh
|
2.9. PROGNOSIS
Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan
pengobatan dan pengontrolan secara teratur, maka hal ini dapat menyebabkan
pendeita dalam kasus serius da bahkan kematian. Tekanan darah tinggi yang terus
menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras dan dapat berakibat
pada kerusakan pembuluh darah. Pasien dengan hipertensi resisten memiliki
peningkatan risiko terjadinya kardiovaskuler. Di antara 205.750 pasien dengan
insiden hipertensi jika tidak ditangani dengan baik, 1,9 % berkembang menjadi
hipertensi resisten dalam median 1,5 tahun dari terapi awal (0,7 kasus per 100
orang per tahun).
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Hipertensi berasal dari Hiper (artinya
berlebihan) dan tensi artinya tekanan atau tegangan. Jadi hipertensi adalah
gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah
diatas nilai normal. Dikatakan tekanan darah tinggi tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Tekanan
darah bergantung pada kecepatan denyut jantung, volume sekuncup dan TPR. Oleh
karena itu peningkatan dari salah satu dari ketiga variable yang tidak di
kompensasi dapat menyebabkan hipertensi. Berdasarkan etiologinya hipertensi
dibedakan menjadi hipertensi sekunder dan primer. Di Indonesia, banyak
masyarakat yang tidak terlalu mengetahui tentang hipertensi. Hipertensi dapat
dicegah dan dikontrol dengan pola hidup yang sehat.
3.2. SARAN
Supaya
terhindar dari kemungkinan menderita hipertensi tanpa diketahui gejala atau
tanpa dirasakan, sebaiknya setiap orang selalu berusaha untuk mengetahui
tekanan darahnya setiap kali dia berkunjung ke puskesmas atau poliklinik dan
supaya tidak terlambat untuk berobat. Dan yang lebih penting dari pada berobat
setelah sakit adalah, berusaha supaya jangan sampai menderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Kertohoesodo, S.,1979.Yang perlu diketahui umum tentang hipertensi.,
Yayasan Jantung Indonesia:Jakarta
Underwood, J.C.e 1996.Patologi umum dan sistematik volume 2.Buku
Kedokteran:Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar