BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Saat ini telah banyak dikembangkan orang dan
dipergunakan berbagai metode ANDAL (Fandeli, 1995). Soeratmo (1982) menyatakan,
bahwa pada saat ini macam metode Analisis Dampak Lingkungan yang dapat
diketemukan mencapai lebih dar-i 50 buah. Seluruh metode itu berhubungan dengan
langkah-langkah sebagai ber-ikut mengidentifikasi dampak, memprediksi dampak,
menginterpretasi atau menafsir dampak, mengadakan evaluasi dampak dan juga
meliputi prosedur-prosedur penitaian dan pengawasannya. Munn (1979) menyebutkan
langkah-langkah dalam penyusunan AMDAL meliputi identifikasi pengaruh,
prediksi, interpretasi dan evaluasi dampak serta prosedur penilaian. Setiap
langkah ANDAL dapat dilaksanakan dengan melakukan survai lapangan, pemantauan,
pemodelan menggunakan pedoman, studi literatur, workshop, interview dengan para
ahli dan dengan pendapat masyarakat. Metode ANDAL telah dikembangkan dari yang
paling sederhana hingga yang paling sempurna.
1.2. Rumusan
Masalah
1.2.1. Bagaimana Pengertian dan Tujuan
Evaluasi Dampak?
1.2.2. Bagaimana Dasar Evaluasi Dampak?
1.2.3. Bagaimana Pengelolaan Jenis Metode Evaluasi
Dampak?
1.2.4. Bagaimana Catatan dan Penggunaan
Metode Evaluasi Dampak?
1.3. Tujuan
Penulisan
1.3.1. Untuk Mengetahui
Pengertian
dan Tujuan Evaluasi Dampak
1.3.2. Untuk
Mengetahui Dasar Evaluasi Dampak
1.3.3. Untuk
MengatahuiPengelolaan Jenis Metode Evaluasi Dampak
1.3.4. Untuk Mengetahui Catatan
dan Penggunaan Metode Evaluasi Dampak
1.4. Metode
Penulisan
Dalam
metode ini penulis menggunakan metode pustaka yaitu dengan mengumpulkan materi melalui
buku dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian dan Tujuan Evaluasi Dampak
Effendy
(2011) menjelaskan bahwa evaluasi dampak adalah kegiatan menilai
perubahan-perubahan dalam kondisi kehidupan kelompok sasaran, yang diakibatkan
oleh program/proyek dan merupakan hasi kegiatan-kegiatan program/proyek. Dalam
konteks ini dapat diuraikan bahwa kegiatan evaluasi dampak adalah kegiatan
menilai perubahan kondisi kehidupan kelompok sasaran sebagai akibat dari adanya
program/proyek, sehingga dapat diketahui apakah proyek itu efektif atau tidak.
Evaluasi dampak pada umumnya dilaksanakan setelah kegiatan berakhir dan
memiliki jeda waktu misalnya 26 bulan setelah kegiatan.
Evaluasi dampak merupakan kajian yang bersifat
holistik yakni telaahan secara total terhadap beragam dampak lingkungan.Beragam
dampak penting lingkungan tersebut ditelaah sebagai satu kesatuan yang saling
terkai dan saling pengaruh-mempengaruhi.
Evaluasi
dampak dimaksudkan sebagai penelaahan dampak penting dan rencana usaha atau
kegiatan pembangunan kawasan secara holistik. Hasil evaluasi ini selanjutnya
menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan
lingkungan dari rencana usaha atau kegiatan pembangunan kawasan,sebagaimana
dimaksud dalam penraturan pemerintah nomor 27 tanun 1999.
Dari hasil evaluasi dampak tersebut dapat diketahui kelayakan
lingkungan suatu proyek, pengaruh proyek terhadap masyarakat yang terkena
dampak (kerugian dan manfaat), serta menjadi dasar untuk menetapkan dampak-dampak
negatif yang perlu dilakukan pengelolaan dan dampak-dampak positif yang perlu
dikembangkan/ditingkatkan.
·
Persyaratan Pokok
Werimon A (1992) menyebutkan, ada dua persyaratan
pokok untuk melakukan evaluasi dampak, yaitu: Tujuan proyek dan sasaran. Tujuan
dan sasaran harus dirumuskan dengan jelas agar evaluator dapat merumuskan
kriteria pencapaiannya, jika tidak dirumuskan dengan jelas, meka evaluator
harus merumuskan semua kegiatan yang telah dilaksankan sepenuhnya.
·
Tujuan dan Kegunaan
Effedy (2011) menyatakan bahwa tujuan evaluasi dampak
adalah
_ Alat untuk
evaluasi segenap dampak penting secara holistik
_ Alat untuk
evaluasi alternatif rencana kegiatan untuk pengambilan keputusan
_ Dapat
digunakan sebagai alat untuk identifikasi upaya pengelolaan dan pemantauan
dampak lingkungan yang bersifat strategis
_Dapat
digunakan untuk mengevaluasi efektivitas biaya pengelolaan dampak lingkungan
Kegunaan evaluasi dampak adalah untuk mengetahui
relevansi, efektifitas, efisiensi dan manfaat program serta menyempurnakan
perencanaan dan pelaskanaan program.
·
Cara Melakukan Evaluasi Dampak
Evaluasi dampak dapat dilakukan melalui: studi
lanjut pasca program, menggunakan ekspert (tenaga ahli), evaluasi oleh peserta
dan evaluasi oleh pengelola/manajer.
2.2 Dasar Evaluasi Dampak
1.
UU No. 23 Tahun 1997
Dalam UU
No.23 Tahun 1997 Pasal 18,disebutkan bahwa :
1.
Setiap rencana usaha dan / atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting lingkungan hidup wajib memiliki analisis
mengenai dampak lingkungan hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha atau
kegiatan.
2.
Izin melakukan usaha atau kegiatan yang dimaksud dalam
ayat 1 diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan perturan perundangan
yang berlaku.
3.
Dalam izin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1
dicantumkan persyratan dan kewajiban untuk melakukan upaya pengendalian dampak
lingkungan hidup.
2.
PP NO.27 Tahun 1999
Pasal 3 dalam PP tersebut pada ayat
1 disebutkan bahwa usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup meliputi :
a.
Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam
b.
Eksploitasi sumber daya alam proses kegiatan yang
secara potensi melakukan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
c.
Proses atau kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi
kelestarian alam.
Dalam
evaluasi dampak akan dilakukan analisis dengan pendekatan :
1. Sebab Akibat
Dampak
Perlu diketahui dari segi dampak dan kompoen
lingkungan yang terkena dampak.Komponen lingkungan yang terkena dampak akan
dilakukan identifikasi diagram air.
2. Sifat dan
Karateristik dampak
Berbagai
dampak penting ini [erlu dilihat dari sifat karateristik dampak,baik positif
maupun negatif,sifat sinergik,dan antalginistik dampak,atausaling menetralisir.
3. Pola
persebaran dampak
Harus
diketahui persebaran dampak yang jelas dalam rangka mempermudah pengelolaan
dampak yang bersangkutan.
2.3
Pengelolaan Jenis Metode Evaluasi Dampak
(1.) Evaluasi Dampak Metode Overlay
Berdasarkan pada metode prakiraan dampak
dengan Overlay, maka setiap dampak terhadap komponen lingkungan digambarkan
dalam peta tematik. Apabila indikator dampak negatif terhadap berbagai
ekosistem digambarkan dalam peta dengan warna terang, agak gelap dan gelap
untuk menggambarkan dampak ringan, sedangkan berat, dan peta ini
dioveriay/ditampal maka evaluasinya adalah :
(a).
ekosistem yang sangat gelap terkena dampak sangat berat,
(b).
ekosistem yang warnanya agak gelap terkena dampak agak berat,
(c).
ekosistem yang warnanya terang dapat dievaluasi bahwa ekosistem terkena dampak
sangat ringan.
Seringkali
untuk memudahkan evaluasi maka besar dampak dipergunakan juga skala. Skala yang
dipergunakan dapat berupa angka 1, 2, dan 3 atau kecil, sedang dan besar.
Kemudian
dalam evaluasi lebih lanjut bagi ekosistem yang terkena dampak sangat besar,
atau angka skalanya paling besar dampaknya dari penjumlahan skala per komponen
lingkungan, maka prioritas pencegahan dan penanggulangan dampak negatif
menduduki prioritas pertama.
(2.) Evaluasi Dampak
Metode Flowchart (Bagan Alir)
Metode
Flowchart dapat dipergunakan untuk menggembangkan dampak pada setiap periode
atau tahapan pembangunan. Contoh metode flowchart untuk kegiatan pemanfaatan
hutan oleh HPH dengan sistem TPTI
Metode
Flowchart ini kemudian berubah menjadi metode network, apabila analisis
dampaknya dievaluasi tidak hanya kearah vertikal juga ke arah horizontal.
Kelemahan
dan metode Bagan alir atau Flowchart ini hanya menunjukkan aliran dampak saja,
tetapi macam dampak positif atau negatif tidak dapat diberikan. Disamping itu
informasi tentang seberapa besar dampaknya juga tidak diberikan.
(3.) Evaluasi Dampak Metode Checklist
Metode
Checklist yang sangat terkenal dan mudah dievaluasi adalah metode Checklist
Bettelle dan Columbus.
Evaluasi
dampak terhadap aktivitas pembukaan lahan proyek pembangunan pemukiman adalah
sebagai berikut:
(EQ
x PIU) - (EQ' x PIU') = 58,37 - 52,54 = - 5,83
Keterangan
:
EQ
(Environmental Quality) merupakan nilai skala kualitas lingkungan bagi setiap
faktor atau parameter lingkungan. Skala tersebut besarnya antara angka 0 sampai
1. Angka 0 berarti kualitas lingkungan sangat jelek dan angka 1 menunjukkan
kualitas lingkungan sangat baik.
PIU
(Parameter Importance Unit) yaitu nilai unit kepentingan faktor atau parameter
lingkungan bagi semua faktor lingkungan.
(4.) Metode
Sistem Evaluasi Lingkungan (Environmental Evaluation System).
Metode
ini sangat cocok digunakan untuk mengadakan evaluasi komponen-komponen
lingkungan yang telah mengalami perubahan. Oleh karenannya metode ini sangat
cocok untuk Studi Evaluasi Lingungan (SEL). Untuk dapat membuat evaluasi maka
diperlukan suatu standar atau baku mutu sesuatu komponen. Pada umumnya metode
ini dipergunakan untuk menganalisis suatu bentang lahan.
Cooke dan Doorkamp
(1978) menyatakan bahwa metode ini dipergunakan untuk mengadakan evaluasi
bentuk lahan dan aspek panorama. Oleh karenanya metode ini cocok untuk memlai
bentang alam untuk rekreasi pada tempat-tempat :
•
Jalur hijau
•
Taman Nasional
•
Area di lindungi
•
Cagar budaya
•
Cagar alam
•
dan tempat-tempat lain yang masih alami.
Evaluasi bentang
alam ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan, pengukuran dan observasi untuk
dapat melakukan penilaian. Penilaian didasarkan pada suatu standar yang dibuat
oleh Leopold, 1969 (Cooke dan Doorkamp, 1978).
(5.)Metode Matrik Interaksi Leopold
Metode
Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik
interaksi dari Leopold". Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr.
Luna Leopold dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini
dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi
yang berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik
untuk memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau
kegiatan; disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan
juga balk untuk mengkomumkasikan hasil.
Metode
matrik Leopold membagi atau merinci sebanyak 100 (seratus) macam aktivitas dari
suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh delapan) komponen lingkungan.
Matrik
yang diperkenalkan merupakan matriks interaksi dari 100 (seratus) jenis
aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan) jenis komponen lingkungan
(matrik berdimensi 100 x 88).
Seratus jenis aktivitas proyek tersebut
merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek, yang terdiri atas :
(a). Modifiksi areal (13 aktivitas)
(b). Perubahan lahan dan pembuatan lingkungan
fisik (10 aktivitas)
(c). Ekstraksi sumberdaya (7 aktivitas)
(d). Pemrosesan (15 aktivitas)
(e). Perubahan lahan (6 aktivitas)
(f). Pembaharuan sumberdaya (5 aktivitas)
(g). Perubahan lalulintas (11 aktivitas)
(h). Penempatan dan pengotahan limbah (14
aktivitas)
(i). Pengolahan bahan kimia (5
aktivitas)
(j). Kecelakaan (3 aktivitas)
(k). Lain-lain.
Sedang
88 jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan penjabaran
dari 5 kelompok komponen lingkungan sebagai berikut :
(a). Fisik dan Kimia
− Bumi (6 parameter)
− Air (7 parameter)
− Atmosfir (3 parameter)
− Proses alamiah (9 parameter)
(b). Keadaan biologi
− Flora (9 parameter)
− Fauna (9 parameter)
(c). Sosial-budaya
− Tata guna tanah (9 parameter)
− Rekreasi (7 parameter)
− Estetika dan minat masyarakat (10 parameter)
− Status budaya (4 parameter)
− Fasilitas dan aktivitas buatan manusia (6 parameter)
(d). Interaksi ekologi (7 parameter)
(e). Lain-lain komponen.
Dampak
lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara aktifitas
dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan
pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai
berikut :
(1). Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan
dampak dari tiap aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga
akan terjadi dampak pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas
maka kotak pertemuan atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.
(2).
Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada
diagonalnya akan ditetapkan besaran (magnitude) dan tingkat kepentingan
(importance) dampaknya. Besaran dampak yang diduga timbul dinyatakan dalam
nilai angka satu sampai sepuluh. Nilai satu merupakan besaran terkecil sedang
sepuluh terbesar. Penentuan besaran dampak berupa skala didasarkan pada
analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin kuntitatif.
Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional judgement"
atau pertimbangan keahlian. Dampak positif diberi tanda "+", dan
untuk dampak negatif diberi tanda"-".
(3).
Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan
nilai satu sampai dengan sepuluh. Nilai kepentingan ini ditinjau dari
kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan nasional. Penyusunan atau
penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang obyektif dari
tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut.
Yang
menarik dari Metode matrik Leopold ialah metode tersebut telah dipergunakan
oleh banyak tim dengan modifikasi yaitu dilakukan perubahan pada jumlah
aktivitas proyek dan komponen lingkungan. Komponen dan aktivitas proyek diubah
menjadi lebih banyak jumlahnya atau dapat pula menjadi lebih sedikit jumlahnya.
Demikian pula untuk komponen lingkungan yang seharusnya 88 komponen dapat
dikurangi atau ditambah sesuai dengan proyek yang bersangkutan. lingkungan dan
dapat memberikan gambaran dampak secara keseluruhan atas dasar dampak yang
timbul pada setiap komponen lingkungan; dari tabel matrik interaksi Leopold
dapat diketahui komponen apa saja yang banyak terkena dampak. Demikian juga
dapat diketahui aktivitas apa saja yang banyak memmbulkan dampak. Matrik ini
dapat di pergunakan untuk melihat besar dan banyaknya dampak positif dan
negatif dan suatu proyek. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi lingkungan pada berbagai tingkat pembangunan proyek. Misalnya
sewaktu rencana pembangunan proyek (Pra Kontruksi) sewaktu proyek sedang
dibangun (Konstruksi) dan sewaktu proyek beroperasi.(Pasca Konstruksi).
Metode
ini telah digunakan untuk berbagai macam proyek seperti pada proyek-proyek
pembuatan jalan, pertambangan, pembangunan sumberdaya air, jalan kereta api dan
sebagainya. Kesemua proyek-proyek tersebut berada dalam daerah yang relative
masih alami.
2.4 Catatan
dan Penggunaan Metode Evaluasi Dampak
Pemilihan metode sangat menentukan dalam studi Amdal. Tim
Amdal harus memilih metode Amdal mana yang harus dipergunakan, untuk
mendapatkan suatu kesimpulan akhir tentang kelayakan lingkungan .
Kebiasaan suatu tim yang sudah terbiasa menggunakan metode
matrik, condong akan menggunakan metode itu terus menerus untuk proyek macam
apa saja tanpa mempertimbangkan bahwa proyek yang berbeda mungkin perlu
menggunakan metode yang berbeda, modifikasi yang berbeda atau kombinasi yang
berbeda (Suratmo, 1991).
Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk
memilih metode, seperti :
(a). Memahami kelebihan dan kelemahan dari setiap metode baik
dalam fungsinya maupun cara kerjanya.
(b). Penguasaan tipe dari aktivitas proyek yang akan di
Amdal.
(c). Penguasaan ciri, sifat umum dan khusus dari rona
lingkungan.
(d). Pemahaman dampak penting yang akan terjadi melalui
skoping.
(e). Makin besar dan makin kompleks harus memerlukan metode
yang lebih kompleks pula.
(f). Batasan-batasan yang tersedia dalam waktu, keahlian,
biaya, peralatan dan data yang diperlukan serta teknik-teknik analisis yang
diperlukan.
(g). Mempelajari metode yang digunakan tim lain dan
pustaka-pustaka mengenai proyek yang sama atau sejenis.
Sedangkan untuk memilih metode Evaluasi Dampak, Adiwibowo
(1995) mengemukakan beberapa pedoman umum yang dapat dipertanggungjawabkan :
(1.) Bersifat analisis serta memenuhi syarat pendekatan
secara iImiah.
(2.) Bersifat holistik atau komprehensif, yakni mampu
menggambarkan fenomena dampak penting lingkungan yang terjadi dalam suatu
sistem lingkungan hidup serta berikut dengan interaksi-interaksi yang terjadi
di dalam sistem tersebut.
(3.) Cukup fleksibel, dalam arti bahwa metode yang digunakan
dapat dipakai untuk
mengevaluasi
dampak lingkungan dari berbagai aspek yang satu sama lain memiliki ukuran atau
unit satuan yang berbeda, dan karakteristik dampak yang berbeda-beda pula.
(4.) Dapat menampung "input" dari berbagai bidang
keahlian yang terkait dan mengintegrasikannya secara keseluruhan dalam satu
kesatuan analisis.
(5.) Dapat memberikan arahan bagi pengamb-jlan keputusan.
Dalam hal ini metode yang dipilih harus mampu memberikan telaahan terhadap :
(a). Evaluasi terhadap alternatif rencana kegiatan atau
proyek yang diusulkan.
(b). Usaha-usaha yang perlu ditempuh untuk mencegah atau
menang- gulangi dampak penting"negatif.
(c). Efektivitas usulan penanggulangan dampak.
(6.) Bila metode yang dipilih menggunakan skala atau bobot,
maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
(a). Prosedur amalgamasi, yakni "peleburan"
berbagai nilai satuan yang berbeda (misal : ppm, ppb, rupiah, kg/ha/th),
dilakukan secara hati-hati.
(b). Skala numerik(1, 2, 3, ....n) mempunyai beberapa
kelemahan, antara lain :
• Skala dapat menyebabkan salah tafsir mengenai keakuratan
dan obektivitas evaluasi, padahal sebenarnya angka-angka tersebut hanya
konversi dari pertimbangan obyektif para pakar.
• Skala numerik dapat merangsang penyusun untuk melakukan
operasi matematik, misalnya: menjumlah atau menghitung. Ini merupakan kesalahan
total, karena masing-masing skala mempunyai unit satuan yang berbeda-beda.
• Skala numerik merangsang penyusun untuk menghitung skala
dampak menjadi suatu totalitas dampak melalui pembobotan.
Apabila dalam pelaksanaan penyusunan ANDAL harus dipilih satu
diantara banyak metode yang telah dikenal, maka yang harus dipertimbangkan,
menurut Fandely (1992) harus dipertimbangkan beberapa hal :
(1.) Keadaan Lingkungan
Apakah
masih alami atau telah dipengaruhi oleh beberapa kegiatan pembangunan. Apabila
lingkungan masih alami, lebih baik digunakan metode Leopold. Bila telah ada
atau banyak kegiatan pembangunan sebaiknya digunakan metode Fisher and Davies.
(2.) Aktivitas Pembangunan
Apakah
aktivitas pembangunan menjangkau wilayah yang luas atau tidak. Untuk kegiatan
pembangunan yang mencakup suatu daerah yang luas akan lebih baik menggunakan
metode Overlay atau Moore dibanding dengan metode Leopold. Sementara itu
pertimbangkan terhadap proyeknya sendiri, apakah aktivitasnya yang diduga
menimbulkan dampak banyak atau sedikit.
(3.) Tersedianya Sumberdaya
Apakah
untuk studi penyusun ANDAL ini cukup tersedia dana, tenaga dan waktu. Apabila
tidak tersedia dana yang cukup, tenaga yang masih belum terampilapalagi
waktunya pendek, maka seyogyanya menggunakan metode yang sederhana saja.
Misalnya matrik sederhana (metode Adhok) atau Checklist sederhana.
Dalam penyusunan ANDAL, diharapkan dapat melaksanakan uji
hasil terhadap 2 (dua) atau lebih metode. Hal ini dimaksudkan untuk dapat
memberikan keyakinan apakah hasil dari kedua atau lebih metode tersebut sama
atau berbeda. Apabila berbeda akan dapat dilihat kembal1 dimana letak kesalahan
pada kedua atau lebih metode yang dicoba.
BAB III
PENUTUP
3.1.Simpulan
Berdasarkan
materi diatas maka kami dapat menyimpulkan bahwa evaluasi dampak adalah kegiatan menilai
perubahan-perubahan dalam kondisi kehidupan kelompok sasaran, yang
diakibatkan oleh program/proyek dan merupakan hasi kegiatan-kegiatan
program/proyek. Evaluasi dampak pada umumnya dilaksanakan setelah
kegiatan berakhir dan memiliki jeda waktu misalnya 26 bulan setelah kegiatan.
Effedy
(2011) menyatakan bahwa tujuan evaluasi dampak adalah
_ Alat untuk evaluasi segenap dampak penting secara holistik
_ Alat untuk evaluasi alternatif rencana kegiatan untuk pengambilan keputusan
_ Dapat digunakan sebagai alat untuk identifikasi upaya pengelolaan dan
pemantauan dampak lingkungan yang bersifat strategis
_Dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas biaya pengelolaan dampak
lingkungan
Kegunaan
evaluasi dampak adalah untuk mengetahui relevansi, efektifitas, efisiensi dan
manfaat program serta menyempurnakan perencanaan dan pelaskanaan program.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar