BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sampah
merupakan limbah yang timbul dari aktivitas manusia baik di rumah, kantor,
pasar, tempat umum, dan sebagainya. Volume sampah dipengaruhi oleh tingkat
ekonomi dan budaya konsumsi suatu masyarakat. Semakin tinggi kemampuan ekonomi
akan membuat semakin tinggi tingkat konsutivitas yang akan berdampak pada
semakin besar volume sampah yang dihasilkan. Namun demikian di beberapa Negara
maju saat ini justru mulai terjadi penurunan volume sampah akibat peningkatan
kesadaran lingkungan.
Sampah yang tidak
dikelola akan berpotensi menyebabkan berbagai gangguan lingkungan baik yang
ditimbulkan oleh berkembangnya binatang seperti lalat dan tikus yang
menyebabkan penyebaran berbagai penyakit menular, juga pencemaran udara, tanah,
air dan bau yang kurang sedap. Pengelolaan sampah dimaksudkan untuk mengamankan
sampah agar tidak menimbulkan berbagai gangguan seperti di atas sehingga
kualitas pengelolaan yang dilakukan akan menentukan kualitas/derajat kesehatan
lingkungan yang ada. Tata cara dan prilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah
menggambarkan kualitas budaya masyarakat setempat yang diantaranya dapat
dilihat dari cara masyarakat dalam mengelola sampah.
1.2 Rumusan
masalah
1. Apa
itu sampah?
2. Apa
saja Jenis-Jenis Sampah?
3. Apa
saja Sumber-Sumber Sampah?
4. Bagaimana
Karakteristik Sampah?
5. Berapa
Jumlah Produksi Sampah?
6. Bagaimana
keadaan Sampah Dan Penyakit?
7. Bagaimana
Pengolahan Sampah?
8. Apa
saja Permasalahan Yang Timbul Dalam Pengelolaan Sampah?
1.3 Tujuan
Penulisan
1. Mengetahui
pengertian sampah
2. Mengetahui
Apa saja Jenis-Jenis Sampah
3. Mengetahui
dari mana saja Sumber-Sumber Sampah
4. Mengetahui
bagaimana Karakteristik Sampah
5. Mengetahui
Jumlah Produksi Sampah
6. Mengetahui
bagaimana keadaan Sampah Dan Penyakit
7. Mengetahui
bagaimana Pengolahan Sampah
8. Mengetahui
apa saja Permasalahan Yang Timbul Dalam Pengelolaan Sampah
1.4 Metode
Penulisan
Dalam penulisan makalah “Pengolahan
Limbah Padat” penulis menggunakan metode kepustakaan dengan sumber-sumbernya
berasal dari buku-buku dan internet.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah,
sebuah kata yang sering terdengar dan barang yang selalu dilihat setiap saat.
Ada banyak pengertian yang sering ditemui yang dilontarkan oleh para ahli dan
pakar. Sampai saat ini masih beredar anggapan bahwa sampah merupakan barang
sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Padahal sebetulnya sampah
merupakan mutiara yang masih terpendam dan kalau dikelola akan menjadi barang
yang sangat berguna.
Dalam kamus
lingkungan (1994) dinyatakan bahwa Pengertian Sampah adalah bahan yang
tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau
khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama
manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan.
Pengertian
sampah menurut UU no 18 tahun 2008 pasal
1 : “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.”
Menurut WHO,
sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau
sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Chandra, 2007) . Banyak
sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using),
walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat
digunakan kembali (Dainur, 1995).
2.2 Jenis-Jenis Sampah
Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di
antaranya:
- Sampah organik: sampah yang terdiri dari
bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa
makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah
basah.
- Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari
bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya
membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik,
kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah
kering.
- Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah
dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah
pabrik dan lain-lain.
Sementara Alex (2012) lebih menjelaskan jenis-jenis
sampah lebih rinci sebagai berikut:
1. Berdasarkan Sumbernya
- Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan
liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun
kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
- Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan
manusia, seperti feses dan urin.
- Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di
dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga
adalah kertas dan plastik.
- Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh
manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa
makanan.
- Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari
lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik,
kertas, tekstil, plastik dan logam.
- Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah
industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau
padat.
- Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi
dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat
berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.
2. Berdasarkan Jenisnya
- Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya
daging, buah, sayuran dan sebagainya.
- Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti
plastik, logam, kaca, keramik dan sebagainya.
3. Berdasarkan Bentuknya
- Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran
manusia, urin dan sampah cair.
- Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan
lalu tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah
2.3 Sumber-Sumber Sampah
Sumber-sumber
sampah menurut Undang-Undang No 18 tahun 2008 pasal 2 yaitu:
a.
sampah rumah tangga;
Sampah rumah tangga berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
b.
sampah sejenis sampah rumah tangga;
Sampah sejenis
sampah rumah tangga
berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
F Sampah
Komersil
Sampah yang berasal dari toko,
restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah
makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang
sampah B3. Sampah institusi→Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit,
penjara, dan pusat pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah
makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang
sampah B3.
F Sampah
industri
Macam dan jenis sampah
yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri. Sampah pertanian, sampah
jenis ini berasal dari aktivitas pertanian seperti kegiatan penanaman,
panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah jenis ini bukan merupakan
tanggung jawab dari pihak persampahan kota.
F Sampah
Khusus
Sampah khusus adalah sampah yang
memerlukanPenanganan khusus untuk menghindari bahayayang akan
ditimbulkannya.Sampah khusus meliputi :Sampah dari Rumah Sakit Sampah rumah
sakit merupakan sampah biomedis,seperti sampah dari pembedahan,
peralatan(misalnya pisau bedah yang dibuang), botolinfus dan sejenisnya, serta
obat-obatan (pil, obatbius, vitamin).
F Sampah
Fasilitas Umum
Sampah fasilitas umum terdiri
atas sampah penyapuan jalan, sampah taman, pantai, dan sampah sarana rekreasi.
Lumpur instalasi pengolahan dan sisa- sisa lain Yang termasuk ke dalam jenis
ini berasal dari pengolahan air minum, pengolahan air buangan, dan pengolahan
limbah industri.
c.
Sampah spesifik
Sampah spesifik
meliputi:
1)
sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
2)
sampah
yang mengandung limbah
bahan berbahaya dan beracun;
3)
sampah yang timbul akibat bencana;
4)
puing bongkaran bangunan;
5)
sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;
dan/atau
6)
sampah yang
timbul secara tidak periodik
2.4 Karekteristik Sampah
Yang
termasuk karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi
sifat-sifat fisis, kimiawi dan biologisnya. Kalau ditinjau secara fisis, adalah
sukar untuk merinci sifat-sifat sampah, terutama sampah yang berbentuk padatan.
Ini disebabkan sampah padatan selalu tidak homogen. Lain halnya dengan sampah
berbentuk cairan lebih mudah diadakan identifikasi sifat-sifat fisisnya.
Demikian pula apabila diadakan peninjauan secara biologis.
Pada
sampah padatan, beberapa sifatnya telah diketahui dengan sifat yang bervariasi
tergantung pada komponen sampah dan sangat sulit untuk dibuat secara umum dan
menyeluruh. Kekhasan sampah dari berbagai tempat/daerah serta jenisnya
berlain-lainan sehingga memungkinkan sifat-sifat yang berbeda.
Seperti
dijelaskan di muka bahwa jarang dijumpai sampah yang homogeny. Kebanyakan
sampah adalah heterogen dan terdiri atas berbagai macam bahan, misalnya logam,
gelas, kertas/karton, daun karet dan sebagainya. Perbedaan komposisi
komponen-komponen penyusun ini memberikan karakteristik sampah di suatu daerah.
Meskipun demikian hal yang paling menyolok
secara umum adalah komponen yang paling banyak terdapat pada sampah
adalah sisa-sisa tumbuhan. Di beberapa kota jumlah sisa tumbuh-tumbuhan di
dalam sampah mencapai 80-90% bahkan kadang-kadang lebih kemudian disusul oleh
plastic dan sisa-sisa kain dan kertas. Hal ini mungkin disebabkan sampah paling
banyak berasal dari pasar, seprti sisa-sisa sayur, buah, daun pembungkus,
plastic, kertas dan karton banyak sekali digunakan. Komponen-komponen lain
seperti logam, kaca, kulit, karet, jumlahnya boleh dikatakan sangat sedikit.
Demikian pula sampah-sampah rumah tangga mengikuti polakomposisi yang sama.
Tetapi di Negara-negara maju keadaannya agak berlainan. Misalnya di Amerika
Serikat, komponen kertas justru menempati urutan paling atas, kemudian
sisa-sisa makanan (termasuk sisa-sisa tumbuh-tumbuhan), gelas, dan metal.
Perbedaan ini tentunya dipengaruhi oleh pola kebudayaan dalam kehidupan
masing-masing Negara.
Karakteristik
limbah padat meliputi; sifat fisik limbah, sifat kimia limbah dan sifat biologi
limbah.
a) Sifat
fisik limbah
F Densitas
Densitas adalah berat
per unit volume diekspresikan sebagai
kg/m3. Densitas bervariasi karena besarnya variasi komponen limbah, adanya
pemadatan, laju dekomposisi, dan sebagainya. Densitas penting karena dibutuhkan
untuk mengetahui total massa dan volume limbah yang harus ditangani.
F Kelembapan/kadar
air
Kadar air adalah
persentase berat air bahan.
F Ukuran
Partikel dan Distribusi
Ukuran dan distribusi
komponen limbah penting untuk penanganan, terutama jika akan digunakan
pemisahan cara mekanis seperti dengan magnetic separators. Contoh, besi dengan ukuran besar akan berat
jika dipisahkan dengan magnetic belt atau drum system.
F Kapasitas
Lapang
Kapasitas lapang adalah
jumlah total kelembapan yang dapat ditahan dalam limbah pada tekanan gravitasi.
Penting untuk menangani penumpukan limbah.
Nilai kapasitas lapang limbah yang belum dipadatkan berkisar antara 50 -
60%.
F Permeabilitas
limbah
b) Sifat
kimia limbah
Pengetahuan tentang
komposisi kimia limbah padat penting untuk membantu evaluasi proses yang akan
dilakukan. Jika limbah akan dibakar dapatdiketahui energinya, sehingga
dibutuhkan analisis titik pengabuan, analisis unsur, analisis proksimat, dan
kandungan energi. Analisis unsur penting untuk determinasi nutrien yang
tersedia.
c) Sifat
biologi limbah
Fraksi organik limbah
(tidak termasuk karet dan kulit) dapat diklasfikasikan sebagai berikut:
1. Bahan larut air
–gula, pati, asam amino dan asam organik
2. Hemiselulosa,
Selulosa
3. Lemak, minyak dan
lilin –ester dari alkohol dan asam lemak rantai panjang
4. Lignin dan lignoselulosa
5. Protein –rantai asam amino
2.5 Jumlah Produksi sampah
Komposisi
dan karakteristik sampah merupakan hal terpenting dalam memilih teknologi
pengolahan sampah. Komposisi rata-rata sampah di Indonesia mayoritas adalah
organik dengan komposisi 73.89% selanjutnya diikuti oleh bahan anorganik
26.48%.
Dari
penelitian yang pernah dilakukan komposisi sampah bervariasi antara 70-80%,
nilai kalor sampah bervariasi antara 1000-2000 kkal/kg dan kadar iar bervariasi
antara 50-70%. Dari data tersebut maka komponen organik masih merupakan
komponen terbesar dan menyebabkan sampah kota memiliki kadar air yang cukup
tinggi. Karakteristik sampah di atas meka sehari saja sampah dibiarkan
menumpuk, maka akan terjadi kegiatan mikroorganisme anaerobik yang menyebabkan
sampah berbau tidak sedap. Di sisi lain, sampah yang tidak terkelola dengan
baik akan mengakibatkan berkembangnya berbagai penyakit.
2.6 Sampah dan Penyakit
Pengelolaan
sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan,
seperti berikut:
1) Pengelolaan
sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan
vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
2) Penyakit
demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor
3) Aedes
Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya kurang
baik (banyak kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air) (Dinas
Kebersihan, 2009)
4) Penyakit
sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat yang
mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan (Dinas Kebersihan,
2009).
5) Penyakit
saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan banyaknya lalat yang hidup berkembang biak di
sekitar lingkungan tempat penumpukan sampah (Dinas Kebersihan, 2009)
6) Insidensi
penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup dan berkembang biak
di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang baik. Penularan penyakit ini dapat melalui kontak
langsung ataupun melalui udara.
7) Penyakit
kecacingan
8) Terjadi
kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan misalnya luka akibat
benda tajam seperti kaca, besi, dan sebagainya
9) Gangguan
psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-lain (Mukono,1995)
2.7 Proses Pengolahan Sampah
1. Pewadahan
Penyimpanan
sampah atau pewadahan adalah tempat sampah sementara, sebelum sampah
dikumpulkan untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan). Adapun
syarat-syarat tempat sampah yang diajurkan (Anonim, 1993) adalah :
1) Konstruksinya
kuat, tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya sampah.
2) Tempat
sampah mempunyai tutup tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibuka,
dikosongkan isinya serta bersih. Sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat
dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan.
3) Ukuran
tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang.
Tata cara pelaksanaan pewadahan sampah
menurut SK SNI-13-1990-F dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1) Pewadahan
individual adalah cara penampungan
sampah sementara di masing-masing sumbernya.
2) Pewadahan
komunal adalah cara penampungan sampah sementara secara bersama-sama pada satu
tempat.
2. Pengumpulan
Pengertian
pengumpulan sampah menurut SK SNI T-13-1990-F adalah proses penanganan sampah
dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke
tempat pembuangan sementara atau langsung ke TPA tanpa melalui proses
pemindahan. Dimana tata cara dalam pengumpulan sampah dibagi dalam lima cara,
yaitu :
Pola
pengumpulan individual langsung adalah cara pengumpulan sampah dari rumah/sumer
sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Pola
pengumpulan individual tidak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari
masing-masing sumber sampah di bawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak)
melalui proses pemindahan untuk kemudian diangkut ke TPA.
a. Pola
pengumpulan komunal langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing
titik pewadahan komunal dan kemudian langsung diangkut ke TPA.
b. Pola
pengumpulan komunal tidak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing
titik pewadahan komunal dibawa ke lokasi pemindahan dengan gerobak untuk
kemudian diangkut ke TPA.
c. Pola
penyapuan jalan adalah proses pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan dengan
menggunakan gerobak.
Sedangkan
pelaksana pengumpulan sampah dapat dilaksanakan oleh petugas kebersihan kota
atau swadaya masyarakat (pribadi, institusi, badan swasta, atau di kelola
RT/RW). Pelaksanaan pengumpulan sampah agar dapat berjalan lancar diperlukan
suatu pola perencanaan operasional pengumpulan yang menurut SK SNI T-13-1990-F,
harus memperhatikan :
a) Rit
antara 1 – 4 rit/hari.
b) Periodisasi
: 1 – 2 hari atau maksimal 3 hari sekali, tergantung dari kondisi komposisi
sampah (semakin besar prosentase sampah organik periodisasi pelayanan maksimal
sehari), kapasitas kerja, desain peralatan, dan kualitas pelayanan.
c) Mempunyai
daerah pelayanan tertentu dan tetap.
d) Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan
dipindahkan secara periodik.
e) Pembebanan
pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah terangkut, jarak
tempuh, dan kondisi daerah.
3. Pemindahan
Langkah
setelah pengumpulan sampah adalah pemindahan sampah. Pemindahan sampah menurut
SK SNI T-13-1990-F adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam
alat pengangkut untuk dibawa ke TPA. Terdapat 2 model pemindahan sampah yaitu
transfer depo type 1 (satu) dan transfer depo type 2 (dua). Kedua model
pemindahan tersebut ditentukan oleh kapasitas dan cakupan layanan, karena
proses pemindahan ini merupakan sal;ah satu hal penting untuk menunjang
kemudahan pemindahan apakah secara manual atau mekanis, dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
a) Letaknya
harus memudahkan bagi sarana pengumpul dan pengangkut untuk masuk dan keluar
dari lokasi pemindahan.
b) Letaknya
tidak jauh dari sumber sampah.
c) Berdasarkan
sifat lokasi pemindahan terdiri dari : terpusat (transfer depo type 1) dan
menyebar (transfer depo tye 2)
4. Pengangkutan
Pengangkutan
sampah menurut SK SNI T-13-1990-F adalah tahap membawa sampah dari lokasi
pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju TPA. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pengangkutan sampah meliputi pola pengangkutan dan peralatan
angkut.
5. Tempat
Pembuangan Akhir
Sampah
yang telah dikumpulkan, selanjutnya perlu dibuang untuk dimusnahkan. Ditinjau
dari perjalanan sampah, maka pembuangan atau pemusnahan ini adalah tahap
terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah. Pembuangan sampah biasanya
dilakukan di daerah yang tertentu sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia.
Lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangu TPA adalah :
a. Tempat
tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber lainnya yang
dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi dan lain sebagainya).
b. Tidak
pada tempatyang sering terkena banjir.
c. Di
tempat yang jauh dari pemukiman penduduk.
2.8 Permasalahan Yang Timbul Dalam
Pengeloaan Sampah
Menurut
lembaga AMPL, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah mencakup:
1. Timbulan
sampah makin besar
a. Jumlah
populasi terus bertambah (alami/urbanisasi)
b. Meningkatnya
kemampuan ekonomi, produksi dan konsumtivitas
c. Peran
masyarakat dan dunia usaha sangat rendah dalam upaya minimalisasi sampah
2. Kapasitas
pelayanan terbatas
a. Paradigma
lama pengelolaan sampah mengandalkan proses (kumpul-angkut-buang)
b. Prioritas
pendanaan sangat rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan pelayanan
c. Kapasitas
kelembagaan belum memadai (status, kewenangan, perencanaan, pengawasan, SDM,
dll)
d. Kinerja
operasional pelayanan belum memenuhi standar pelayanan minimal
3. Kapasitas
masyarakat dan swasta sebagai mitra belum dibangun dan dikembangkan
a. Perhatian
untuk sosialisasi, pembinaan, pendidikan, masyarakat sangat rendah
b. Iklim
dan birokrasi kemitraan belum kondusif dan menarik bagi swasta untuk
berinvestasi
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Sampah merupakan material
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan
maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya
Pengelolaan sampah adalah
pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan,
pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya
mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan,
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,
cair,
gas,
atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis
zat.
Pengelolaan sampah merupakan
proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubah sampah
menjadi material
yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material
yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Praktik
pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang,
berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga
antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak
berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial
dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode
pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat
sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
3.2 Saran
a. Untuk
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Dengan wawasan yang
dimiliki hendaklah diaplikasikan dalam kehidupan. Salah satu masalah yang memerlukan
perhatian penting adalah masalah sampah. Perlu adanya usaha dan kreativitas
dalam pengolahan sampah.
b. Untuk
pembaca
Setelah membaca isi
makalah ini diharapkan pengetahuan dari pembaca sekalian tentang sampah
bertambah.
c. Untuk
Masyarakat
Sampah merupakan masalah yang harus
mendapatkan perhatian serius, maka diperlukan kerja sama dalam mengatasi
masalah sampah.
DAFTAR PUSTAKA
Alex S. 2012. Sukses Mengolah
Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Daniel, Valerina. 2009. Easy
Green Living. Bandung: Hikmah.
Hardiwiyoto,
Soewedo, 1983.Penanganan dan pemanfaatan sampah. Yayasan indayu. Jakarta