Sabtu, 14 Maret 2015

pengolahan Limbah_Limbah Padat

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sampah merupakan limbah yang timbul dari aktivitas manusia baik di rumah, kantor, pasar, tempat umum, dan sebagainya. Volume sampah dipengaruhi oleh tingkat ekonomi dan budaya konsumsi suatu masyarakat. Semakin tinggi kemampuan ekonomi akan membuat semakin tinggi tingkat konsutivitas yang akan berdampak pada semakin besar volume sampah yang dihasilkan. Namun demikian di beberapa Negara maju saat ini justru mulai terjadi penurunan volume sampah akibat peningkatan kesadaran lingkungan.
Sampah yang tidak dikelola akan berpotensi menyebabkan berbagai gangguan lingkungan baik yang ditimbulkan oleh berkembangnya binatang seperti lalat dan tikus yang menyebabkan penyebaran berbagai penyakit menular, juga pencemaran udara, tanah, air dan bau yang kurang sedap. Pengelolaan sampah dimaksudkan untuk mengamankan sampah agar tidak menimbulkan berbagai gangguan seperti di atas sehingga kualitas pengelolaan yang dilakukan akan menentukan kualitas/derajat kesehatan lingkungan yang ada. Tata cara dan prilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah menggambarkan kualitas budaya masyarakat setempat yang diantaranya dapat dilihat dari cara masyarakat dalam mengelola sampah.
1.2  Rumusan masalah
1.      Apa itu sampah?
2.      Apa saja Jenis-Jenis Sampah?
3.      Apa saja Sumber-Sumber Sampah?
4.      Bagaimana Karakteristik Sampah?
5.      Berapa Jumlah Produksi Sampah?
6.      Bagaimana keadaan Sampah Dan Penyakit?
7.      Bagaimana Pengolahan Sampah?
8.      Apa saja Permasalahan Yang Timbul Dalam Pengelolaan Sampah?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui pengertian sampah
2.      Mengetahui Apa saja Jenis-Jenis Sampah
3.      Mengetahui dari mana saja Sumber-Sumber Sampah
4.      Mengetahui bagaimana Karakteristik Sampah
5.      Mengetahui Jumlah Produksi Sampah
6.      Mengetahui bagaimana keadaan Sampah Dan Penyakit
7.      Mengetahui bagaimana Pengolahan Sampah
8.      Mengetahui apa saja Permasalahan Yang Timbul Dalam Pengelolaan Sampah

1.4  Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah “Pengolahan Limbah Padat” penulis menggunakan metode kepustakaan dengan sumber-sumbernya berasal dari buku-buku dan internet.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah, sebuah kata yang sering terdengar dan barang yang selalu dilihat setiap saat. Ada banyak pengertian yang sering ditemui yang dilontarkan oleh para ahli dan pakar. Sampai saat ini masih beredar anggapan bahwa sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Padahal sebetulnya sampah merupakan mutiara yang masih terpendam dan kalau dikelola akan menjadi barang yang sangat berguna.
Dalam kamus lingkungan (1994) dinyatakan bahwa Pengertian Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam  produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berkelebihan atau buangan.
Pengertian sampah menurut  UU no 18 tahun 2008 pasal 1 : “Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.”
Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2007) .  Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).



2.2 Jenis-Jenis Sampah
Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:
  1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
  2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
  3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-lain.
Sementara Alex (2012) lebih menjelaskan jenis-jenis sampah lebih rinci sebagai berikut:
1.   Berdasarkan Sumbernya
  1. Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
  2. Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
  3. Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas dan plastik.
  4. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
  5. Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas, tekstil, plastik dan logam.
  6. Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
  7. Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia.
2.   Berdasarkan Jenisnya
  1. Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging, buah, sayuran dan sebagainya.
  2. Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti plastik, logam, kaca, keramik dan sebagainya.
3.   Berdasarkan Bentuknya
  1. Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan sampah cair.
  2. Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah
2.3 Sumber-Sumber Sampah
Sumber-sumber sampah menurut Undang-Undang No 18 tahun 2008 pasal 2 yaitu:
a.       sampah rumah tangga; 
Sampah rumah tangga berasal  dari  kegiatan  sehari-hari  dalam  rumah  tangga,  tidak termasuk tinja dan sampah spesifik
b.      sampah sejenis sampah rumah tangga;
Sampah  sejenis  sampah  rumah  tangga  berasal  dari  kawasan  komersial,  kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

F Sampah Komersil
Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3. Sampah institusi→Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.
F Sampah industri
Macam  dan  jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri. Sampah pertanian, sampah jenis ini berasal dari aktivitas pertanian  seperti kegiatan penanaman, panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah jenis ini bukan merupakan tanggung jawab dari pihak persampahan kota.
F Sampah Khusus
Sampah khusus adalah sampah yang memerlukanPenanganan khusus untuk menghindari bahayayang akan ditimbulkannya.Sampah khusus meliputi :Sampah dari Rumah Sakit Sampah rumah sakit merupakan sampah biomedis,seperti sampah dari pembedahan, peralatan(misalnya pisau bedah yang dibuang), botolinfus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obatbius, vitamin).
F Sampah Fasilitas Umum
Sampah fasilitas umum  terdiri atas sampah penyapuan jalan, sampah taman, pantai, dan sampah sarana rekreasi. Lumpur instalasi pengolahan dan sisa- sisa lain Yang termasuk ke dalam jenis ini berasal dari pengolahan air minum, pengolahan air buangan, dan pengolahan limbah industri.
c.       Sampah spesifik
Sampah  spesifik  meliputi:
1)      sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
2)      sampah  yang  mengandung  limbah  bahan  berbahaya  dan beracun;
3)      sampah yang timbul akibat bencana;
4)      puing bongkaran bangunan; 
5)      sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau 
6)       sampah yang timbul secara tidak periodik
2.4 Karekteristik Sampah
Yang termasuk karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat-sifat fisis, kimiawi dan biologisnya. Kalau ditinjau secara fisis, adalah sukar untuk merinci sifat-sifat sampah, terutama sampah yang berbentuk padatan. Ini disebabkan sampah padatan selalu tidak homogen. Lain halnya dengan sampah berbentuk cairan lebih mudah diadakan identifikasi sifat-sifat fisisnya. Demikian pula apabila diadakan peninjauan secara biologis.
Pada sampah padatan, beberapa sifatnya telah diketahui dengan sifat yang bervariasi tergantung pada komponen sampah dan sangat sulit untuk dibuat secara umum dan menyeluruh. Kekhasan sampah dari berbagai tempat/daerah serta jenisnya berlain-lainan sehingga memungkinkan sifat-sifat yang berbeda.
Seperti dijelaskan di muka bahwa jarang dijumpai sampah yang homogeny. Kebanyakan sampah adalah heterogen dan terdiri atas berbagai macam bahan, misalnya logam, gelas, kertas/karton, daun karet dan sebagainya. Perbedaan komposisi komponen-komponen penyusun ini memberikan karakteristik sampah di suatu daerah. Meskipun demikian hal yang paling menyolok  secara umum adalah komponen yang paling banyak terdapat pada sampah adalah sisa-sisa tumbuhan. Di beberapa kota jumlah sisa tumbuh-tumbuhan di dalam sampah mencapai 80-90% bahkan kadang-kadang lebih kemudian disusul oleh plastic dan sisa-sisa kain dan kertas. Hal ini mungkin disebabkan sampah paling banyak berasal dari pasar, seprti sisa-sisa sayur, buah, daun pembungkus, plastic, kertas dan karton banyak sekali digunakan. Komponen-komponen lain seperti logam, kaca, kulit, karet, jumlahnya boleh dikatakan sangat sedikit. Demikian pula sampah-sampah rumah tangga mengikuti polakomposisi yang sama. Tetapi di Negara-negara maju keadaannya agak berlainan. Misalnya di Amerika Serikat, komponen kertas justru menempati urutan paling atas, kemudian sisa-sisa makanan (termasuk sisa-sisa tumbuh-tumbuhan), gelas, dan metal. Perbedaan ini tentunya dipengaruhi oleh pola kebudayaan dalam kehidupan masing-masing Negara.
Karakteristik limbah padat meliputi; sifat fisik limbah, sifat kimia limbah dan sifat biologi limbah.
a)      Sifat fisik limbah
F Densitas
Densitas adalah berat per unit volume diekspresikan  sebagai kg/m3. Densitas bervariasi karena besarnya variasi komponen limbah, adanya pemadatan, laju dekomposisi, dan sebagainya. Densitas penting karena dibutuhkan untuk mengetahui total massa dan volume limbah yang harus ditangani.
F Kelembapan/kadar air
Kadar air adalah persentase berat air bahan.
F Ukuran Partikel dan Distribusi
Ukuran dan distribusi komponen limbah penting untuk penanganan, terutama jika akan digunakan pemisahan cara mekanis seperti dengan magnetic separators.  Contoh, besi dengan ukuran besar akan berat jika dipisahkan dengan magnetic belt atau drum system.
F Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang adalah jumlah total kelembapan yang dapat ditahan dalam limbah pada tekanan gravitasi. Penting untuk menangani penumpukan limbah.  Nilai kapasitas lapang limbah yang belum dipadatkan berkisar antara 50 - 60%.
F Permeabilitas limbah
b)      Sifat kimia limbah
Pengetahuan tentang komposisi kimia limbah padat penting untuk membantu evaluasi proses yang akan dilakukan. Jika limbah akan dibakar dapatdiketahui energinya, sehingga dibutuhkan analisis titik pengabuan, analisis unsur, analisis proksimat, dan kandungan energi. Analisis unsur penting untuk determinasi nutrien yang tersedia.
c)      Sifat biologi limbah
Fraksi organik limbah (tidak termasuk karet dan kulit) dapat diklasfikasikan sebagai berikut:
1. Bahan larut air –gula, pati, asam amino dan asam organik
2. Hemiselulosa, Selulosa
3. Lemak, minyak dan lilin –ester dari alkohol dan asam lemak rantai panjang
4. Lignin  dan lignoselulosa
5. Protein –rantai asam amino
2.5 Jumlah Produksi sampah
Komposisi dan karakteristik sampah merupakan hal terpenting dalam memilih teknologi pengolahan sampah. Komposisi rata-rata sampah di Indonesia mayoritas adalah organik dengan komposisi 73.89% selanjutnya diikuti oleh bahan anorganik 26.48%.
Dari penelitian yang pernah dilakukan komposisi sampah bervariasi antara 70-80%, nilai kalor sampah bervariasi antara 1000-2000 kkal/kg dan kadar iar bervariasi antara 50-70%. Dari data tersebut maka komponen organik masih merupakan komponen terbesar dan menyebabkan sampah kota memiliki kadar air yang cukup tinggi. Karakteristik sampah di atas meka sehari saja sampah dibiarkan menumpuk, maka akan terjadi kegiatan mikroorganisme anaerobik yang menyebabkan sampah berbau tidak sedap. Di sisi lain, sampah yang tidak terkelola dengan baik akan mengakibatkan berkembangnya berbagai penyakit.



2.6 Sampah dan Penyakit
Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, seperti berikut:
1)      Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadikan sampah sebagai tempat perkembangbiakan vektor penyakit, seperti lalat, tikus, serangga, jamur.
2)      Penyakit demam berdarah meningkatkan incidencenya disebabkan vektor
3)      Aedes Aegypty yang hidup berkembang biak di lingkungan, pengelolaan sampahnya kurang baik (banyak kaleng, ban bekas dan plastik dengan genangan air) (Dinas Kebersihan, 2009)
4)      Penyakit sesak nafas dan penyakit mata disebabkan bau sampah yang menyengat yang mengandung Amonia Hydrogen, Solfide dan Metylmercaptan (Dinas Kebersihan, 2009).
5)      Penyakit saluran pencernaan (diare, kolera dan typus) disebabkan  banyaknya lalat yang hidup berkembang biak di sekitar lingkungan tempat penumpukan sampah (Dinas Kebersihan, 2009)
6)      Insidensi penyakit kulit meningkat karena penyebab penyakitnya hidup dan berkembang biak di tempat pembuangan dan pengumpulan sampah yang kurang baik.  Penularan penyakit ini dapat melalui kontak langsung ataupun melalui udara.
7)      Penyakit kecacingan
8)      Terjadi kecelakaan akibat pembuangan sampah secara sembarangan misalnya luka akibat benda tajam seperti kaca, besi, dan sebagainya
9)      Gangguan psikomatis, misalnya insomnia, stress, dan lain-lain (Mukono,1995)
2.7 Proses Pengolahan Sampah
1.      Pewadahan
Penyimpanan sampah atau pewadahan adalah tempat sampah sementara, sebelum sampah dikumpulkan untuk kemudian diangkut serta dibuang (dimusnahkan). Adapun syarat-syarat tempat sampah yang diajurkan (Anonim, 1993) adalah :
1)      Konstruksinya kuat, tidak mudah bocor, penting untuk mencegah berserakannya sampah.
2)      Tempat sampah mempunyai tutup tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibuka, dikosongkan isinya serta bersih. Sangat dianjurkan agar tutup sampah ini dapat dibuka atau ditutup tanpa mengotori tangan.
3)      Ukuran tempat sampah sedemikian rupa sehingga mudah diangkat oleh satu orang.
Tata cara pelaksanaan pewadahan sampah menurut SK SNI-13-1990-F dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1)      Pewadahan individual  adalah cara penampungan sampah sementara di masing-masing sumbernya.
2)      Pewadahan komunal adalah cara penampungan sampah sementara secara bersama-sama pada satu tempat.

2.      Pengumpulan
Pengertian pengumpulan sampah menurut SK SNI T-13-1990-F adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau langsung ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Dimana tata cara dalam pengumpulan sampah dibagi dalam lima cara, yaitu :
Pola pengumpulan individual langsung adalah cara pengumpulan sampah dari rumah/sumer sampah dan diangkut langsung ke TPA tanpa melalui proses pemindahan. Pola pengumpulan individual tidak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing sumber sampah di bawa ke lokasi pemindahan (menggunakan gerobak) melalui proses pemindahan untuk kemudian diangkut ke TPA.
a.       Pola pengumpulan komunal langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal dan kemudian langsung diangkut ke TPA.
b.      Pola pengumpulan komunal tidak langsung adalah cara pengumpulan sampah dari masing-masing titik pewadahan komunal dibawa ke lokasi pemindahan dengan gerobak untuk kemudian diangkut ke TPA.
c.       Pola penyapuan jalan adalah proses pengumpulan sampah hasil penyapuan jalan dengan menggunakan gerobak.
Sedangkan pelaksana pengumpulan sampah dapat dilaksanakan oleh petugas kebersihan kota atau swadaya masyarakat (pribadi, institusi, badan swasta, atau di kelola RT/RW). Pelaksanaan pengumpulan sampah agar dapat berjalan lancar diperlukan suatu pola perencanaan operasional pengumpulan yang menurut SK SNI T-13-1990-F, harus memperhatikan :
a)      Rit antara 1 – 4 rit/hari.
b)      Periodisasi : 1 – 2 hari atau maksimal 3 hari sekali, tergantung dari kondisi komposisi sampah (semakin besar prosentase sampah organik periodisasi pelayanan maksimal sehari), kapasitas kerja, desain peralatan, dan kualitas pelayanan.
c)      Mempunyai daerah pelayanan tertentu dan tetap.
d)      Mempunyai petugas pelaksana yang tetap dan dipindahkan secara periodik.
e)      Pembebanan pekerjaan diusahakan merata dengan kriteria jumlah sampah terangkut, jarak tempuh, dan kondisi daerah.
3.      Pemindahan
Langkah setelah pengumpulan sampah adalah pemindahan sampah. Pemindahan sampah menurut SK SNI T-13-1990-F adalah tahap memindahkan sampah hasil pengumpulan ke dalam alat pengangkut untuk dibawa ke TPA. Terdapat 2 model pemindahan sampah yaitu transfer depo type 1 (satu) dan transfer depo type 2 (dua). Kedua model pemindahan tersebut ditentukan oleh kapasitas dan cakupan layanan, karena proses pemindahan ini merupakan sal;ah satu hal penting untuk menunjang kemudahan pemindahan apakah secara manual atau mekanis, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a)      Letaknya harus memudahkan bagi sarana pengumpul dan pengangkut untuk masuk dan keluar dari lokasi pemindahan.
b)      Letaknya tidak jauh dari sumber sampah.
c)      Berdasarkan sifat lokasi pemindahan terdiri dari : terpusat (transfer depo type 1) dan menyebar (transfer depo tye 2)
4.      Pengangkutan
Pengangkutan sampah menurut SK SNI T-13-1990-F adalah tahap membawa sampah dari lokasi pemindahan atau langsung dari sumber sampah menuju TPA. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan sampah meliputi pola pengangkutan dan peralatan angkut.
5.      Tempat Pembuangan Akhir
Sampah yang telah dikumpulkan, selanjutnya perlu dibuang untuk dimusnahkan. Ditinjau dari perjalanan sampah, maka pembuangan atau pemusnahan ini adalah tahap terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah. Pembuangan sampah biasanya dilakukan di daerah yang tertentu sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia. Lazimnya syarat yang harus dipenuhi dalam membangu TPA adalah :
a.       Tempat tersebut dibangun tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber lainnya yang dipergunakan oleh manusia (mencuci, mandi dan lain sebagainya).
b.      Tidak pada tempatyang sering terkena banjir.
c.       Di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk.



2.8 Permasalahan Yang Timbul Dalam Pengeloaan Sampah
Menurut lembaga AMPL, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan sampah mencakup:
1.      Timbulan sampah makin besar
a.       Jumlah populasi terus bertambah (alami/urbanisasi)
b.      Meningkatnya kemampuan ekonomi, produksi dan konsumtivitas
c.       Peran masyarakat dan dunia usaha sangat rendah dalam upaya minimalisasi sampah
2.      Kapasitas pelayanan terbatas
a.       Paradigma lama pengelolaan sampah mengandalkan proses (kumpul-angkut-buang)
b.      Prioritas pendanaan sangat rendah dan tidak sebanding dengan kebutuhan pelayanan
c.       Kapasitas kelembagaan belum memadai (status, kewenangan, perencanaan, pengawasan, SDM, dll)
d.      Kinerja operasional pelayanan belum memenuhi standar pelayanan minimal
3.      Kapasitas masyarakat dan swasta sebagai mitra belum dibangun dan dikembangkan
a.       Perhatian untuk sosialisasi, pembinaan, pendidikan, masyarakat sangat rendah
b.      Iklim dan birokrasi kemitraan belum kondusif dan menarik bagi swasta untuk berinvestasi



BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keahlian khusus untuk masing-masing jenis zat.
Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan: mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode pengelolaan sampah berbeda-beda tergantung banyak hal, di antaranya tipe zat sampah, tanah yang digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.

3.2  Saran
a.       Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Dengan wawasan yang dimiliki hendaklah diaplikasikan dalam kehidupan. Salah satu masalah yang memerlukan perhatian penting adalah masalah sampah. Perlu adanya usaha dan kreativitas dalam pengolahan sampah.
b.      Untuk pembaca
Setelah membaca isi makalah ini diharapkan pengetahuan dari pembaca sekalian tentang sampah bertambah.
c.       Untuk Masyarakat
Sampah merupakan masalah yang harus mendapatkan perhatian serius, maka diperlukan kerja sama dalam mengatasi masalah sampah.





DAFTAR PUSTAKA
Alex S. 2012. Sukses Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Daniel, Valerina. 2009. Easy Green Living. Bandung: Hikmah.
Hardiwiyoto, Soewedo, 1983.Penanganan dan pemanfaatan sampah. Yayasan indayu. Jakarta